Minggu, 11 Oktober 2009

Terapis Seks Yang Meniduri 1500 Kliennya


Kalau terapis seks lain hanya memberi konseling, terapis yang satu ini tak segan mempraktikkan langsung cara bercinta yang benar di hadapan kliennya.

Sebagai seorang terapis seks, pekerjaan utama Mare Simone (54) adalah mendengarkan problem kliennya seputar urusan ranjang lalu memberikan solusi. Alih-alih memberikan solusi lewat konseling, wanita asal Chelsea, Inggris, ini juga memberikan contoh lewat praktik langsung.

Wanita yang sudah menjalani profesinya selama 23 tahun ini setiap hari didatangi oleh klien, baik pria atau wanita, untuk mencari solusi dari masalah seksual yang dialaminya.

"Para pria pada umumnya bermasalah dengan ereksinya atau ejakulasi dini. Tak sedikit pula yang diminta istrinya datang ke saya karena para suami itu tak bisa memuaskan mereka di ranjang," katanya.

Sementara itu, masalah yang dikeluhkan para wanita antara lain kesulitan orgasme atau punya pasangan yang tak bisa memuaskan. "Saya lalu menunjukkan pada mereka bagaimana cara memuaskan diri sendiri dan mencintai tubuh mereka apa adanya," kata wanita yang masih melajang ini.

Simone merupakan terapis seks bersertifikat dan sangat andal menangani kliennya. Kliennya tidak terbatas dari Inggris saja, tetapi juga dari berbagai tempat, termasuk Amerika. "Klien saya berasal dari berbagai usia dan pekerjaan. Mereka direkomendasikan oleh rekan sejawat saya atau mantan klien saya," katanya.

Sebenarnya, bagaimana Simone menjalankan kerjanya? Sesi konseling yang dilakukan oleh Simone diawali dengan konsultasi untuk mencairkan suasana dan membuat kliennya merasa lebih nyaman dengan Simone. Pada sesi-sesi selanjutnya, para klien dipersilakan curhat mengenai persoalannya, sambil menikmati pijatan di punggung dari Simone sehingga mereka lebih rileks dan terbuka mengenai masalah-masalahnya.

Setelah itu, di sesi selanjutnya akan dilakukan latihan berkaca. Pada sesi ini ia dan kliennya akan menanggalkan pakaiannya dan memandangi tubuh masing-masing di cermin. "Biasanya mereka kurang pede dengan bentuk tubuhnya. Namun, setelah yakin saya tak menilai atau menghakimi, mereka lebih terbuka dan percaya diri," ujarnya.

Pada sesi tersebut, ia juga melakukan pemijatan pada bagian depan tubuh untuk menunjukkan bagaimana cara menyentuh tubuh yang benar. "Terakhir, adalah sesi praktik agar mereka bisa mempelajari bagaimana mengontrol diri sendiri sekaligus memecahkan masalahnya," kata Simone.

Tak jarang, Simone harus mempraktikkan hubungan seksual dengan seorang suami di hadapan istrinya untuk menunjukkan bahwa pria harus lebih sensitif pada pasangannya. "Setiap klien pria harus menggunakan kondom dan menjalani pemeriksaan kesehatan seksual," katanya.

Tak heran bila menurut Simone, ia sudah pernah bercinta dengan lebih dari 1.000 pria, yang kebanyakan adalah suami atau pacar kliennya. Bila dihitung selama 23 tahun kariernya, ia sudah membantu 10.000 klien yang mencari solusi dari problem seks, dan 1.500 di antaranya melakukan praktik seks langsung dengannya.

Pekerjaan yang Simone lakukan disebut juga "pengganti partner seks". Mengenai cara kerjanya yang tak lazim itu, Simone berpendapat bahwa itu bukanlah hal yang ilegal.

"Saya memang membiayai hidup dengan tidur bersama suami atau kekasih orang. Tapi saya bukan pelacur. Yang saya lakukan legal selama dilakukan dalam tujuan pengobatan masalah mereka," katanya.

Simone bukanlah satu-satunya "pengganti partner seks" di dunia ini. Cukup banyak terapis seks yang melakukan cara kerja seperti Simone, bahkan ada organisasi resminya.

"Orang harus diajari bagaimana melakukan hubungan seks. Beberapa cara memang harus dipelajari. Tidak semua orang bisa secara alami melakukannya. Dan tugas saya adalah mengajari dan membenahi masalah seksual mereka," katanya.

Traumatik

Di luar pengalamannya yang "segudang", ternyata Simone memiliki trauma masa lalu yang memengaruhi kehidupan seksualnya. "Di usia 19 tahun, saya pernah diperkosa oleh teman sepulang dari pesta," katanya.

Karena takut, ia tak berani melaporkan pemerkosaan yang dialaminya. Sejak itu, Simone mengaku kehilangan kepercayaan pada pria dan seks. Setelah 10 tahun kemudian menikah, ia masih tak bisa menghilangkan traumanya dan tak berani melakukan sentuhan yang bersifat intim. Akibatnya, pernikahannya kandas.

Simone merasa bahwa kegagalan pernikahannya disebabkan oleh pemerkosaan yang dialaminya. Sejak saat itu, ia bertekad untuk mencari kesembuhan. Ia pun mulai mempelajari terapis seks dan tantrik seks, yang berasal dari Hindu kuno. "Sejak itu saya mulai tercerahkan dan yakin bahwa pemerkosaan itu bukan salah saya. Saya pun mulai menikmati seks tanpa lagi merasa malu atau bersalah," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar