Hal itu dikemukakan oleh Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa di sela-sela acara Buka Puasa Bersama Wartawan Forum Keuangan dan Moneter (Forkem) di Jakarta, Senin malam (14/9/2009).
"Kita menyayangkan kenaikan TDL, karena akan membebani biaya produksi. Tapi kita paham, PLN sangat terbebani dengan kondisi TDL yang rendah selama ini," katanya.
Ia menyarankan pemerintah bisa lebih selektif dalam meminimalisir dampak kenaikan TDL bagi industri. Salah satunya dengan cara membagi kriteria kenaikan itu sendiri.
Ia mencontohkan, sebaiknya sektor UKM masih mendapatkan subsidi dengan tarif yang lama. Sementara, industri makanan dan minuman dengan untung dari menaikan harga jual produknya bisa dikenakan tarif baru. "Rumah-rumah mewah juga sudah sewajarnya dikenakan tarif yang sesuai," imbuhnya.
Ia menambahkan, PLN juga sebaiknya bisa meningkatkan pelayanan seiring dengan naiknya TDL di tahun 2010 mendatang.
Menurutnya, selama ini masih banyak inefisiensi dalam tubuh PLN, sayangnya tidak ada langkah cepat yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
Kenaikan TDL terakhir kali dilakukan tahun 2004 silam. Ia memperkirakan, kenaikan di tahun depan bisa menyumbang kenaikan harga produk industri sekitar 5 persen.
Dari situ, sumbangan terhadap inflasi akan terasa sekali. "Dampaknya mungkin semakin besar karena selama ini pemerintah menahan kenaikan TDL," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar